MANUSIA ABAD INI


Sebuah iklan berkata tentang susahnya jadi orang dewasa, walaupun sebenarnya, makna yang dimaksudkan adalah banyaknya kemunafikan yang tertinggal di dalamnya. Banyak orang muda yang mau dilihat sebagai esmud.Esmud yang sukses, dan bergaul serta menjalani kehidupan dalam kemajuan teknologi. Memegang laptop, ataupun ipad,dan ingin kelihatan eksis, lalu nongkrong di café yang berfasilitaskan wi fi gratis. Cari menu minuman termurah, yang bisa diminum berlama-lama, sehingga ngirit dan bisa terus menggunakan wifi gratisan.

Clubbing, biar nampak gaul, walaupun untuk minumnya sampai minum air keran di toilet. Ataupun berlagak punya banyak uang walaupun sebenarnya hutang kanan dan kiri. Joget bak selebritis dan esmud yang trendy, walau sebenarnya kantong cekak ga punya duit.Penampilan sangat penting untuk jaman sekarang ini, karena sebagian orang judge book by the cover dalam melihat orang lain.

Banyak juga yang berbicara keras baik saat menelpon ataupun saat berbincang dengan rekan lainnya ketika berada ditempat umum, untuk menunjukkan ke-eksis-an dan menunjukkan kesuksesan, bicara proyek besar walaupun sebenarnya kosong dan hampa.

Kehidupan biasanya penuh dengan fatamorgana dan sejuta kepalsuan. Namun semua terasa biasa saja karena tuntuntan jaman yang sudah berubah.Akhlak, tak lagi diperlukan, bahkan nyaris disisihkan. Bayangkan, hidup dalam kemunafikan dan selalu hidup dalam kepalsuan.

Menjadi pahlawan pun suatu hal yang amat langka dilakukan pada jaman ini. Karena apa? Karena akhlak mulia sudah menjadi hal langka yang tak biasa lagi  untuk dilakukan.Banyak orang yang ingin terkenal dengan menyebut suatu hal yang tak lazim lagi. Contoh sederhana seperti menjadi seorang penyanyi, lalu melabeli dirinya sendiri dengan sebutan putri, princess, bidadari atau lainnya.Padahal jelas-jelas mereka hanya manusia yang kecil, sekecil pasir dimata Sang Pencipta.

Kebutuhan hidup manusia sangat berubah seiring berjalannya kemajuan dalam dunia ini.Hal – hal tabu tidak lagi menjadi tabu bahkan sering menjadi hal yang amat sangat biasa-biasa saja. Sex bebas, pesta sex, bukan menjadi suatu hal yang langka, namun banyak sekali ditemui dalam peradaban manusia khususnya di kota besar. Menjadi simpanan orang, menjadi istri kedua, ketiga,keempat, menjadi lesbian, menjadi gigiolo, ,menjadi psk,seolah bangga dan tak punya malu.

Di jaman yang sudah carut marut ini, para pemuda ataupun pemudi yang hanya karena ingin dicap eksis rela melakukan segala cara walaupun sebenarnya yang dilakukan adalah kemunafikan, maupun kebohongan.

Jika mental anak muda sudah sedemikian bobrok, bagaimana masa depan bangsa ini? Apakah anda melihat dan mendengar berita tentang penjarahan yang dilakukan mahasiswa? Mereka berdemo dengan maksud menjarah? Sungguh lucu. Jika yang tua sudah rusak dan membatu, ditambah yang muda sudah penuh kemunafikan dan kebohongan, lalu apa yang selanjutnya akan terjadi dengan anak-anak kita? Menjadi germo dan menjajakan diri sebagai PSK, seperti yang pernah diberitakan oleh media?

Bayangkan, ketika ulamapun sudah mulai gemar menjadi selebritis, masuk tv dan menjadi bintang iklan, serta mengajak umat untuk memakai suatu produk tertentu dengan mengatasnamakan kegiatan dalam suatu agama, apalah lagi namanya kalau bukan kebejatan moral?

Semua orang ingin menjadi bos, berbicara pake bahasa inggris, biar kelihatan keren dan eksis. Banyak yang punya penyakit lupa! Lupa akan bahasa sendiri, karena bahasa sendiri dirasa kurang bonafit dan seperti sudah menjadi suatu bahasa usang yang ketinggalan jaman.

Peradaban membuat manusia makin hidup tanpa akhlak. Tanpa rasa malu.Mungkin suatu saat nanti, Tuhan tidak akan lagi menciptakan dubur, karena manusia sudah tak tahu malu lagi.Terbayangkah karena kebobrokan manusia Tuhan hanya menciptakan satu mulut untuk makan dan juga untuk berak? Jika itu sampai terjadi, mungkin dunia akan segera berakhir.

Hidup tidak sekedar memikirkan apa yang harus kita makan, apa yang harus kita dapat, namun hidup juga harus dibarengi dengan kerinduan kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan melakukan semua perintahNya. Kesuksesan perlu diraih, namun harus dibarengi dengan keimanan agar kehidupan tidak sekedar mengejar harta dan kepopularitasan duniawi,namun juga memikirkan tentang kehidupan surgawi.

Hiduplah apa adanya. Dalam kesederhanaan, karena apa yang kita dapat didunia, belum tentu akan kita dapat disurga.

KECIL SUDAH MULAI MENGENAL “KEKOTORAN”
BESAR MULAI MELAKUKAN “KENISTAAN”
Dan KETIKA TUA MENJADI ORANG RAKUS YANG “GILA HARTA,TAHTA juga WANITA…”

LALU apa yang kita tinggalkan ketika kita mati?

Jika gajah mati meninggalkan gading, dan harimau mati meninggalkan belang, apakah jika saya, anda atau kita mati harus meninggalkan kebusukan, kejelekan, kekotoran, kenistaan, dan kebejatan?
Apakah semua itu yang akan diturunkan untuk generasi selanjutnya setelah kita?

Anda ingin menjadi bos?
Anda ingin kelihatan keren?
Anda ingin kelihatan eksis?
Anda ingin kelihatan berkuasa?
Anda ingin kelihatan kaya raya?
Anda ingin kelihatan sukses?

Lalu setelah anda dapatkan semuanya itu, bisakah anda membeli nyawa dari Sang Pencipta, sehingga anda bisa hidup selama-lamanya? Tentu tidak! Karena anda akan mati juga pada saatnya nanti.

Hidup sekali, memang harus berarti, namun tidak perlu untuk membohongi diri sendiri, dengan menjadi orang yang tak punya akhlak. Hidup dalam kemunafikan dunia. Merasa diri paling benar, tanpa mau mengasihi sesamanya. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, darah bayar darah, lalu dimanakah KASIH itu menghilang?

Yang terpenting adalah anda menghargai kehidupan, dengan menghargai diri sendiri terlebih dahulu. Menjadi orang yang apa adanya tanpa harus mengatakan INI AKU! dengan lantang.Jika setiap orang mau menjadi orang yang rendah hati, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar, dan kita semua akan menjadi manusia yang mulia.

Tak ada kata terlambat untuk suatu hal, karena kita masih punya waktu sampai detik terakhir kehidupan kita. Kita tentunya tidak tahu kapan ajal menjemput kita. Untuk itu renungkanlah ini, agar semuanya tidak terlambat! Bahkan peramal yang katanya sakti pun tak tahu harus menjawab kemana dia akan pergi setelah mati. Jika demikian, tunggu apalagi selain hidup dalam kebaikan dan kebenaran. Meninggalkan kebohongan, kemunafikan, rasa rakus dan rasa tak pernah puas.Karena manusia pada dasarnya diciptakan oleh kasih, bukan oleh angkara murka.



by smile
12 JULI 2013